Alat Musik Tradisional Korea yang Sering di Pakai – KOREAN Culture Center Indonesia (KCCI) mengadakan K-Festival , yang bertemakan A Great Journey to Enjoy Korea, untuk menyongsong slot spaceman Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar pada November . Sebanyak alat musik tradisional Korea dipamerkan di Ciputra Artpreneur Theatersehubungan dengan pertunjukan lagu dan tarian tradisional Korea pada malam itu. Setelah pertunjukan berakhir, banyak penonton, yang sebagian merupakan warga negara Korea dan juga penggemar budaya Korea mengerumuni tempat alat-alat musik tersebut dipamerkan.
PANSORI
Pansori dikenal sebagai opera tradisional Korea, yang terdiri dari cerita panjang yang dinyanyikan oleh seorang penampil. Pansori disuguhkan kepada penikmatnya dengan mengkolaborasikan tiga hal, yaitu aniri (narasi/cerita). sori (bernyanyi), dan ballim (berlakon/akting). Sama seperti sanjo, seorang performer utama pansori ditemani oleh seorang pemain perkusi. Pansori merupakan kesenian yang sudah ada sejak jaman dulu kala hingga abad ke-18. Masa kejayaan pansori adalah di abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Biasanya, pertunjukan pansori ini dilakukan selama 8 jam! Tetapi sekarang dipangkas hingga menjadi sekitar satu hingga dua jam saja.
MINYO
Minyo adalah lagu-lagu daerah yang mengombinasikan melodi asli dan teks sederhana. Minyo bisa dinyanyikan oleh semua orang dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Ada sekitar 200 minyo dan sebagian besar adalah lagu yang dinyanyikan saat sedang bekerja. Lagu-lagu ini sangat diperlukan saat memanen padi misalnya, yang membutuhkan kerjasama dari banyak orang.
Berdasarkan cirinya, minyo dikategorikan menjadi dua yaitu tosokminyo dan tongsokminyo. Sedangkan berdasarkan wilayahnya, minyo bisa dikategorikan menjadi gyeonggi minyo (Seoul dan gyeonggi), Seodo minyo (Hwanghae-do dan Pyeongan-do), Dongbu minyo (Gyeongsan-do), Namdo minyo (Jeolla-do) dan Jeju-do minyo.
JONGMYO JERYEAK
Adalah nama musik, tarian dan lagu yang menjadi elemen penting saat ritual peringatan untuk menghormati para raja dan para ratu Korea masa lampau di Kuil Jongmyo (Jongmyo shrine). Musik yang berasal dari periode Raja Sejong (1418-1450) dan digunakan https://totalhealthandwellnessmedical.com/ di upacara ritual sejak 1463. Pemerintah Korea menamakan Jongmyo Jeryeak sebagai Important Intangible Cultural Property No. 1 dan UNESCO menempatkan kuil Jongmyo sebagai 1 dari 689 Warisan Budaya Dunia yang memiliki nilai universal yang luar biasa.
SAMULNORI
Samul berarti “empat benda” dan samulnori adalah kuartet perkusi yang terdiri dari buk, janggu, jing, dan kkwaenggwari. Pola musiknya berasal dari musik pedesaan dan juga musik yang dimainkan oleh para shaman (dukun) yang dimainkan di area terbuka ditambah dengan atraksi akrobat dan juga gerak tari yang rancak. Prinsip dasar musik ini adalah kombinasi antara tempo cepat dan lambat yang berganti-gantian. Para pemain perkusi melakukan improvisasi berdasarkan beberapa pola umum sambil melakukan penyelarasan antara empat instrumen musik ini.
Gayageum
Alat musik juga menjadi peran penting bagi kebanggaan suatu negara. Jika menyebutkan salah satu alat musik tradisional yang dimiliki oleh Indonesia adalah Kecapi. Kecapi adalah alat musik dawai yang dipetik dengan leher (baik ditekan atau tidak) dan punggung dalam yang melingkupi rongga berlubang, biasanya dengan lubang suara atau lubang di badan. Kecapi banyak digunakan oleh masyarakat suku Sunda. Alat musik kecapi dimainkan sebagai alat musik utama dalam kumpulan lagu khas Sunda. Meski begitu, Kecapi juga bisa ditemukan di wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat.
Kecapi dipetik atau dipetik dengan satu tangan sedangkan tangan lainnya “fret” (menekan ke bawah) string pada fingerboard leher. Dengan menekan senar pada tempat fingerboard slot gacor hari ini yang berbeda, pemain dapat memperpendek atau memperpanjang bagian dari senar yang bergetar, sehingga menghasilkan nada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kecapi terdiri dari berbagai jenis, antara lain Kecapi Indung, Kecapi Rincik, Kecapi Perahu, Kecapi Siter, dan Kecapi Kalimantan. Selain itu, ada beberapa Teknik yang bisa digunakan dalam memainkan Kecapi, yakni tekni Sinteruk-toel, Dijambret, dan Dijeungkalan.
Memiliki bentuk yang hampir mirip dengan Kecapi, ada alat musik petik tradisional Korea yang berupa kecapi dengan 12 senar. Alat music tradisional Korea ini disebut Gayageum. Berdasarkan babad Samguk sagi (1145) alat musik ini diciptakan oleh Raja ke-6 dari Kerajaan Gaya, yakni Raja Gasil. Gayageum kemudian disebarkan ke kerajaan Silla dan masih dimainkan hingga kini. Gayageum telah mengalami banyak modifikasi sejak dahulu. Gayageum modern adalah hasil modifikasi dari akhir zaman Dinasti Joseon pada abad ke-19 dan sering kali dinamakan sanjo gayageum. Gayageum yang dimoderenkan mempunyai jumlah senar yang lebih banyak yakni 13, 17, 18, 21, 22, atau 25 buah senar yang terbuat dari nilon.
SANJO
Secara harfiah, sanjo berarti “melodi yang tersebar”. Sanjo ini dimainkan secara solo dan merupakan salah satu bentuk musik yang membutuhkan keahlian tinggi bagi yang memainkannya. Sanjo bisa dimainkan melalui berbagai macam instrument seperti geomungo (sitar dengan 6 senar), gayageum (sitar dengan 12 senar) dan daegeum (seruling panjang dari bambu). Selain solo player utama, dalam sanjo ada juga pemain janggu (drum) yang bertugas untuk memberi efek khusus bagi musik utama yang dimainkan. Selain itu pemain janggu juga meneriakkan seruan-seruan untuk menghubungkan antara penonton dengan musik yang dimainkan.
Sanjo dimulai dari tempo yang lambat dan kemudian beralih ke tempo cepat dan memberikan ruang bagi improvisasi, namun membutuhkan teknik yang tepat dan musikalitas yang tidak biasa. Sehingga, sanjo seringkali dijadikan tolak ukur bagi kemampuan seorang pemusik tradisional Korea.